PASURUAN – Gaduhnya penyaringan dan Penjaringan Perangkat Rebono Wonorejo akibat beredarnya foto nilai palsu mendapat respon kalangan aktivis. Beredarnya foto sebuah “ketikan komputer” yang di framing seakan-akan nilai asli membuat pelakunya makin terpojok. Senin (8/7/2024).
Aktivis Perempuan Pasuruan Daniar Anisa berpendapat jika kasus itu berpotensi tindak pidana. Kata Anis, orang yang melakukan pemotretan data tak jelas asal usulnya itu bisa dilaporkan jika menimbulkan kegaduhan dan menghambat kegiatan negara yaitu penjaringan perangkat yang diselenggarakan oleh Desa.
“Data asli itu adalah data yang diberikan oleh penguji dan diumumkan panitia. Jika yang di foto data ketikan komputer lalu disebarkan dan membuat kegaduhan maka bisa dianggap menyebarkan berita hoaks yang menimbulkan kegaduhan,” kata Anis.
Selain itu, Anis berpendapat jika pelakunya adalah panitia maka harus juga diberikan sanksi keras. Karena akibat ulahnya, kegiatan negara yang awalnya aman aman saja kini berubah menjadi gaduh.
“Kalau yang men-foto panitia, maka dia juga harus diberikan sanksi keras karena telah menyebarkan foto palsu yang menimbulkan tidak kondusifnya kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak desa,” imbuhnya.
Untuk melengkapi datanya, Anis akan segera melayangkan surat. Dia akan mengkonfirmasi semua pihak untuk bahan pertimbangan langkah hukumnya nanti. Anis juga sempat menyinggung UU ITE tentang penyebaran berita palsu.
“Ada undang-undang ITE yang bisa saja menjerat pelaku yang telah menyebarkan berita palsu atau hoaks yang akibatnya menimbulkan kegaduhan,” pungkas Anis
Di rumahnya, Ahmad Yamsi selaku Ketua Pantia mengaku jika yang melakukan pemotretan itu adalah anaknya sendiri selaku Sekretaris Panitia. Dia mendapatkan foto komputer tersebut usai mengumumkan hasil resmi yang diberikan oleh tim penguji.
“Sebelum duhur saya sudah mengumumkan hasil resmi dan ada berita acaranya. Yang melakukan pemotretan di komputer itu adalah anak saya yang menjabat sebagai Sekretaris Panitia,” ungkap Yamsi.
Yamsi juga mengakui jika semua tahapan proses telah dilalui oleh para calon. Terakhir, Jumat (5/7) kemarin Yamsi mengumumkan hasil dengan urutan Khotimah sebagai peringkat 1 dan Umrotul Mukaromah peringkat 2, sedangkan Samsul Peringkat 3.
Tak lama, muncul sebuah foto yang menarasikan seakan-akan hasil tadi itu salah. Foto itu memuat sebuah rangking jika Umrotul Mukaromah peringkat Satu dan Khotimah peringkat Tiga. Sehingga, timbul opini baru jika foto yang beredar adalah data asli. Padahal foto yang beredar itu tidak bisa dipertanggungjawabkan _Bersambung
(Die)