Dianggap Lamban, Proyek Drainase di Kota Pasuruan Didatangi DPR

Hukum, Politik668 Dilihat

PASURUAN – Untuk penyelenggaraan Drainase dan trotoar sepanjang jalan Wahidi Sudirohusodo, pemerintah gelontorkan duit miliaran rupiah. Namun, proyek yang dirogoh dari Dana Alokasi Khusus itu, progres pekerjaannya minus. Bahkan, proyek tersebut juga dinilai sangat lamban.

Hal itu akhirnya memantik perhatian Komisi III DPRD Kota Pasuruan. Mereka terlihat turun ke lokasi untuk meninjau proyek yang nilai kontraknya mencapai 2,2 miliar itu.

Progres pengerjaan dalam proyek tersebut, masih berjalan 11 persen. Padahal, seharusnya proyek itu sudah melangkah ke 20 persen.

Lambannya proyek itu disebabkan karena start yang mereka lakukan lelet. Pengerjaan yang mulanya seharusnya dilakukan 20 Juni lalu, malah molor hingga 4 Agustus kemarin.

”Seharusnya bisa dimulai tepat waktu sehingga tidak sampai mengalami keterlambatan progres pekerjaan seperti sekarang,” kata Sutirta, Ketua Komisi III DPRD Kota Pasuruan.

Sementara itu, Didik selaku pihak pelaksana proyek tak menampik jika pekerjaannya lelet.

Namun ia berdalih jika keterlambatan itu akibat menunggu bahan material dari pihak supliyer. Sebab u-ditch yang dia butuhkan masih harus diproses di pabrikan.

”Karena ukuran yang akan dipakai tidak ada stok dan memang jarang. Jadi kalau ada yang pesan baru dibuatkan dari pabriknya,” kata Didik.

Menanggapi hal itu, Sutirta meminta pihak pelaksana benar-benar serius untuk menyelesaikan tanggungannya. Dia tak melihat keterlambatan proyek itu makin berlarut-larut hingga kontrak habis. Makanya, dia meminta pelaksana untuk kebut garapan

”Meski harus mengejar waktu, juga harus tetap memperhatikan mutu dan kualitas. Tidak lantas asal cepat jadi,” kata Dewan dari Partai Golkar itu.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pasuruan Gustap Purwoko. Dia mewanti-wanti pelaksana agar tak molor waktunya. Bahkan, dia juga tak akan segan-segan memberi sanksi denda keterlambatan jika memang itu terjadi nantinya.

”Pengawas juga kami minta melaksanakan fungsinya dengan baik. Setiap pekerjaan sebisa mungkin saling koordinasi, komunikasi dengan lingkungan sekitar bila memang ada imbas yang ditimbulkan,” bebernya.

(Die)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *