PASURUAN – Keluhan warga yang berada di bantaran sungai Welang Kejayan, tentang perubahan air yang kini menjadi keruh rupanya mendapat dukungan sejumlah aktivis di Pasuruan. Aktivis yang di gawangi oleh Lujeng Sudarto itu langsung datangi lokasi untuk melihat tempat pembuangan yang diduga limbah pabrik itu.
Hanan salah satu aktivis yang ikut prihatin dengan keluhan warga, mengaku kaget ketika melihat perubahan air yang begitu mencolok. Padahal, saluran lain yang berada dihulunya masih terlihat bening karena belum tercampur oleh air pembuangan itu. Selain air, bau yang keluar dari saluran pembuangan itu menurut Hanan sangatlah menyengat.
“Sangat wajar jika warga tidak mau mandi, soalnya fakta dilapangan seperti itu. Jangankan mandi, untuk menyentuh saja saya tidak berani karena baunya sangatlah menyengat,” kata Hanan Ketua Aliansi Masyarakat Cinta Damai (AMCD).
Setelah melihat pembuangan, mereka terlihat mengambil sampel air yang keluar dari pipa. Tujuannya, sampel air itu akan dibawa ke laboratorium agar diketahui kandungannya. Hasil lab itu akan dijadikan data pembanding sampel DLH yang sebelumnya juga mengambil sempel disana.
“Seharusnya keluhan warga ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah, jangan menunggu hasil sampel turun. Coba cek satu persatu keluhan dan dampak yang dialami warga,” kata Hanan.
Ditempat terpisah, Lujeng Sudarto Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (PUSAKA) mengatakan jika pihaknya akan membawa permasalahan ini ke DLH Propinsi.
“Jika ternyata di atas ambang baku mutu dan terbukti terdapat limbah B3 maka akan langsung kita bawa ke bidang penindakan DLH Provinsi sekaligus ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” kata Lujeng.
Hal itu akan ia lakukan, agar bisa menjadi shock therapy bagi perusahaan-perusahaan agar tak membuang limbah B3 di media lingkungan terbuka
Lujeng juga mengaku akan segera melaporkan dengan Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH). “Masak selama ini tidak ada sama sekali kasus limbah yang naik ke penyidikan,” pungkas Lujeng.
Perlu diketahui, sungai Welang tepatnya mulai desa Wrati Kecamata Kejayan Kabupaten Pasuruan, dikeluhkan warga karena warna airnya berubah keruh. sehingga, warga bantaran kali yang biasa mandi, cuci pakaian, atau cuci piring tak mau lagi menggunakan air sungai itu.