PASURUAN – Kematian Afrizal Ramadhani (24), pemuda yang meninggal, karena dianiaya di stadion Untung Suropati Kota Pasuruan, pada 27 Mei 2023 lalu itu, rupanya menyisakan duka yang cukup mendalam, bagi Sabar Sutikno (52) yang merupakan ayah korban.
Pasalnya, selain harus kehilangan anak pertamanya, pihak keluarga juga harus memikul beban biaya rumah sakit, ketika almarhum dirawat di RSUD Jombang. Waktu itu, sang ayah, yang kerjanya sebagai kuli bangunan, terpaksa menjaminkan KTP-nya ke Rumah sakit agar jenazah sang anak bisa dibawa pulang.
Korban Afrizal Ramadhani dibawa ke RSUD Jombang, karena mengalami luka yang cukup parah disekujur tubuhnya. Korban sempat menjalani operasi agar nyawanya dapat tertolong.
Namun Tuhan berkehendak lain, di hari ke 6, Afrizal Ramadhani rupanya tak kuat lagi. Korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir dan meninggalkan ayah dan keluarganya. Luka yang dialami korban rupanya sangat parah. Dia tewas akibat keberingasan pelaku, yang saat itu begitu tega melebihi singa lapar.
“Lukanya banyak mas termasuk kepala bagian belakangnya mas” Kata Sabar Sutino saat ditemui di rumahnya
Melihat anak tewas tak wajar, hati sang ayah rupanya hancur berkeping-keping. Dia sepertinya tak menyangka jika badai kematian sang anak akan datang secepat itu. Bisa jadi, sang ayah ingin lebih dulu mati, dari pada sang anak menghadap sang Khaliq terlebih dulu.
Belum tuntas terhempas ombak kematian putranya, ayah korban harus mendengar kerasnya prahara biaya rumah sakit yang harus dia pikul sendiri. Sang ayah yang saat itu hatinya sudah hancur, kini makin remuk setelah mendengar biaya Rumah sakit mencapai Rp. 35.900.000.00-, (tiga puluh lima juta sembilan ratus rupiah).
“Awalnya biaya rumah sakit itu sekitar 60 jutaan mas, terus dapat keringanan dari Rumah Sakit,” Imbuh ayah almarhum.
Sempurna sudah derita yang harus dijalani Ayah korban. Selain sang anak pulang tinggal jasad. Dia makin hancur oleh biaya yang harus ia pikul sendiri. Namun, demi sang anak tersayang, dia terpaksa menjaminkan KTP agar jenazah bisa pulang dan dikebumikan dekat dengan keluarga.
Dan hingga saat ini, sang ayah terus banting tulang agar dapat menutupi biaya rumah sakit, demi kelancaran jalan putranya dihadapan Tuhan sang pemilik takdir.
“Dari pada Jenazah anak saya tidak bisa dibawa pulang, terpaksa saya menjaminkan KTP saya ke rumah sakit dan sampai saat ini belum kuat bayar mas” Pungkasnya
(Die)