DLH Datangi Sungai Kejayan Untuk Ambil Sampel, Hasilnya 2 Mingguan

Peristiwa, Sosial, Viral692 Dilihat

PASURUAN – Keluhan warga tentang masalah perubahan air sungai di wilayah warti kejayan hingga hilir akhirnya mendapat respon dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan. Senin (09/10) kemarin ada sejumlah petugas turun lokasi untuk mengambil sampel air yang disinyalir adalah limbah perusahaan.

Menurut Jainal, para petugas itu awalnya datang ke Balai Desa Pacarkeling Kejayan. Kemudian mereka mendatangi sungai yang biasa dibuat mandi warga Dusun Sromo Kulon Desa Pacarkeling. Setelah itu mereka bergeser ke titik keluarnya air yang diduga limbah pabrik. Mereka disana mengambil sampel air untuk diteliti kandungannya.

“Di Pacarkeling sempat ngobrol dengan warga pemanfaat sungai pak. Dan banyak yang diobrolkan termasuk warga ngomong kalau airnya gatal bila dibuat mandi,” kata Jainal.

Heru Farianto Kepala Dinas Lingkungan Hidup juga menyampaikan jika tim dari DLH sudah turun ambil sampel ke lokasi. Mereka juga akan membawa sampel itu untuk diuji ke laboratorium.

“Petugas ambil sampel untuk uji lab. Dan hasilnya minimal 2 minggu,” kata Heru.

Diberitakan sebelumnya, jika sungai yang berada di Kejayan itu sekarang tak diminati warga. Selain sudah berubah warna, efect air itu membuat badan gatal-gatal. Padahal sungai itu menjadi kebutuhan sehari-hari warga. 3 bulan terakhir, warga tak mau lagi pergi ke sungai karena airnya sudah berubah. Sehingga, mereka harus merogoh kantong lagi untuk tambahan biaya rumah tangganya.

“Kalau pagi kadang putih mas, kalau malam hitam. Dan bila dipaksakan gatal-gatal pada kulit,” kata Afandi warga Dusun Sromo Kulon.

Selain masalah air, warga juga mengaku jika kampungnya terdampak bau yang sangat menyengat. Sehingga, mereka selalu bingung bila bau itu datang saat malam hari.

“Kalau sudah magrin biasanya bau seperti kotoran manusia mas. Dan bau itu biasanya sampai jam 11 malam,” kata Afandi.

Hingga saat ini, berubahnya air di wilayah kejayan itu masih belum bisa dipastikan penyebabnya. Dugaan sementara, air di sungai itu berubah akibat limbah perusahaan besar yang dibuang melalui instalasi di Sungai Desa Wrati Kejayan. Selain warga Wrati, warga desa lain yang ada di hilir rupanya ikut tak nyaman karena juga ikut terdampak.

(Die)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *